It`s My Second Home,, Happy Surfing! n_n

Prikitiw,,!!!

Menelaah Lokasi Kantor Baru(TSO)

Halooo.. setelah sekian lama saya  nulis-nulis di blog, akhirnya saya memutuskan untuk menulis lagi. Kebetulan blog ini saya lihat sudah agak usang dimakan waktu. hhe

Oke sesuai dengan judul artikel di atas, saya akan coba menelaah dan menerangkan lokasi kantor saya yang baru. Lokasi kantor sekarang ini tidak jauh dari kantor saya yang sebelumnya (Wisma Mulia). Tempatnya tepat berada di belakang Graha Merah Putih (PT Telkom). Dan nama gedung tempat kerja sekarang adalah Telkomsel Smart Office (TSO). Entah siapa yang memberi nama gedung baru ini, yang jelas namanya lumaya bagus lah. hehe

Lalu pertanyaannya, kenapa kita pindah lokasi kerja? tak lain dan tak bukan, sewa gedung di lokasi sebelumnnya sudah habis. hehe dan sudah direncanakan juga dari jauh-jau hari bahwa semua anak usahan telkom yang berada di jakarta lokasi kantornya akan dialihkan semua kesini. Karena dilokasi yang sama juga sedang dibangun sebuah gedung baru dan rencannya kaan digunakan tahun depan (2017). Semua anak perusahaan telkom tersebut akan dikumpulkan dalam satu area bernama Telkom Landmark Tower. *mohon maaf kalau terdapat salah informasi*

Gedung TSO saat ini belum beroperasi 100% masih ada beberapa lantai yang belum bisa digunakan. Selain itu ada beberapa lift yang belum siap beroperasi. Semoga sebelum semester kedua tahun ini semuanya sudah beroperasi dan bisa digunakan. Aamiin

Jika digambarkan gedung TSO berbatasan lasngsug dengan Museum Satria Mandala, Kali Krukut, Gedung LIPI, dan Graha Merah putih / Gedung Baru Telkom. Dari gedung ini kita bisa melihat pemukiman penduduk sekitar kali krukut. Pemukiman ini saya lihat dibedakan menjadi 2, pemukiman elit dan pemukiman biasa.

Mungkin yang menjadi kekurangan lokasi kerja baru ini, khusus bagi saya yang bertempat tinggal di Depok. Jarak antara tempat tinggal dan lokasi kerja ini menjadi tambah jauh. hehe Selain itu untuk akses kendaraan umum ketika pulang kerja menuju depok susah didapatkan.  Jika naik kendaraan umum, saya biasa menggunakan Miniarta 04 (angkot),  metromini 75 (untuk pulang), dan metromini 640 (untuk berangkat). Nah karena metromini 75 ini jalurnya tidak lewat ke tempat kerja yang baru ini jadi lebih susah. Jadi harus nebeng dulu ke teman kerja sampai jalur metromini 75.

Itu dulu saja deh.. nanti kita lanjut lagi

https://www.google.co.id/maps/@-6.2301735,106.8174549,3a,75y,190.73h,116.83t/data=!3m6!1e1!3m4!1sQc9YdcngkH_rYyFeVuwC9w!2e0!7i13312!8i6656!6m1!1e1?hl=id

 

January 6, 2016 Posted by | Catatan Harian | 6 Comments

Creativity

Check the video at TED talks : http://www.ted.com/talks/phil_hansen_embrace_the_shake

Apart from the triumph-of-the-spirit bravery that Phil showed, and the hero’s journey of going through intense personal battles to ultimately overcome what was holding him back, here was the thing that struck me: It’s only by letting go of both limitations and the outcomes that you give yourself the opportunity to tap into creativity. So — embrace the limitations & transcend it! Never use limitations as reason for no creativity. Creativity is the quality that you bring to the activity you are doing. It is an attitude, an inner approach – how you look at things.

Hope this can give you some inspirations – on Creativity. Let’s challenge our own creativity – in everything and anything we do, at work and at life.

 

Source : Haryati Lawidjaja

January 12, 2015 Posted by | Quotes | Leave a comment

Tidak Ada Pekerjaan atau Peran yang Tidak Penting

Alkisah karyawan hotel yg sudah tua bernama Pak Lim, seorang pria berusia 60 tahunan,pekerjaan sehari-hari Pak Lim sangatlah
monoton dan membosankan. Setiap hari, dengan membawa sebuah daftar, dia mengecek engsel pintu setiap kamar hotel.

Saya akan menceritakan sedikit bagaimana tugas Pak Lim sebenarnya. Pak Lim memulai rangkaian tugasnya dengan mengecek engsel pintu pintu kamar 1001 dan memastikan bahwa engsel dan fungsi kunci pintu berfungsi dengan baik. Pengecekan yang dilakukannya bukanlah pengecekan “seadanya”, namun pengecekan yang saksama di setiap engsel dan memastikan bahwa setiap pintu bisa dibuka-tutup tanpa masalah.

Untuk mengecek satu pintu saja, Pak Lim berulang kali membukan dan menutup pintu tersebut hanya untuk memastikan bahwa semuanya berfungsi dengan baik. Barulah setelah puas, dia memberi paraf pada daftar yang dibawanya dan mengecek pintu kamar berikutnya, kamar 1002, dia melakukan hal yang sama, begitu seterusnya. Dalam sehari, Pak Lim bisa mengecek pintu 30 kamar.

Anda tentu bertanya, berapa hari waktu yang dibutuhkan Pak Lim untuk mengecek pintu semua kamar di hotel itu. kurang lebih sebulan! Tidak mengejutkan sebenarnya karena hotel berbintang lima ini memiliki sekitar 600 kamar.

Tugas pengecekan Pak Lim dapat diibaratkan sebagai lingkaran. Setelah pintu kamar terakhir selesai dicek, Pak Lim akan kembali lagi ke kamar pertama, kamar 1001. Rangkaian tugas ini terus berjalan seperti itu, dari hari ke hari, bulan ke bulan, tahun demi tahun. Pekerjaan semaca ini jelas merupakan pekerjaan monoton, tanpa variasi dan membosankan! saya sendiri tidak habis pikir, bagaimana mungkin Pak Lim masih bisa cermat dan teliti mengecek setiap engsel pintu dalam menjalani tugas yang membosankan ini. saya membayangkan, seandainya saya sendiri yang diminta melakukan hal semacam ini, mungkin saya akan memeriksa setiap engsel sekedarnya saja.

Karena sangat penasaran, suatu hari saya bertanya kepada Pak Lim apa yang sebenarnya membuatnya begitu tekun menjalani pekerjaan rutin itu. Jawabannya sungguh diluar dugaan saya. Dia mengatakan,” James, dari pertanyaan Anda, saya bisa menyimpulkan bahwa Anda tidak mengerti pekerjaan saya. Pekerjaan saya bukan sekedar memeriksa engsel, tetapi lebih dari itu. Begini. Tamu-tamu kami di hotel berbintang lima ini jelas bukan orang sembarangan. mereka biasanya adalah Kepala Keluarga, CEO sebuah perusahaan, Direktur atau Manajer Senior. Dan saya tahu mereka semua jelas bertanggung jawab atas kehidupan keluarga mereka, dan juga banyak karyawan dibawahnya yang jumlahnya mungkin 20 orang, 100 atau bahkan ribuan orang.

“Nah, kalau sesuatu yang buruk terjadi di hotel ini, misalnya saja kebakaran dan pintu tidak bisa dibuka karena engselnya rusak, mereka bisa meninggal didalam kamar. akibatnya bisa Anda bayangkan, pasti sangat mengerikan, bukan hanya untuk reputasi hotel ini, tetapi juga bagi keluarga mereka, karyawan yang berada dibawah tanggungan mereka. Keluarga mereka akan kehilangan sosok Kepala Keluarga yang menafkahi mereka dan karyawan mereka akan kehilangan sorang impinan senior yang bisa jadi mengganggu kelancaran perusahaan. Sekarang Anda mungkin dapat mengerti bahwa tugas saya bukan sekedar memeriksa engsel, tapi menyelamatkan Kepala Keluarga dan Pimpinan unit bisnis sebuah perusahaan. Jadi, jangan meremehkan tugas saya.”

Saya benar-benar terperangah mendengar penjelasan panjang lebar Pak Lim. Dari situlah saya mengerti bahwa jika seseorang tahu benar makna dibalik pekerjaannya, dia akan melakukan pekerjaannya dengan bangga, dengan senang hati, dengan penuh tanggung jawab. Sebaliknya, seandainya saja Pak Lim tidak mengerti makna pekerjaannya, dia akan mengatakan bahwa tugasnya hanya sebagai tukang periksa engsel.

Sekarang, coba tanyakan pada diri sendiri. Apakah anda tahu benar makna dibalik pekerjaan Anda? Katakanlah Anda adalah seorang Staff, Kepala Bagian, Manajer unit bisnis, apakah Anda tahu makna dibalik pekerjaan anda sebagai seorang Staff, Kepala Bagian , Manajer ?

Ingatlah bahwa jika seorang tahu makna pekerjaannya, dia pasti akan melakukan pekerjaan dengan rasa bangga, dan yang terpenting, dia akan membuat pekerjaannya penuh arti, bagi dirinya, bagi keluarganya dan bagi perusahaannya.

Sumber : Abdillah CHILMI

January 12, 2015 Posted by | Quotes | Leave a comment

The Hare & The Tortoise

Di suatu masa di suatu dimensi, kura-kura berdebat dengan kelinci mengenai

siapa yang lebih cepat.

Akhirnya mereka memutuskan untuk adu lari dan sepakat jalurnya. Kelinci

melesat ninggalin kura-kura. Setelah tahu kura-kura tertinggal jauh di

belakang, kelinci mutusin untuk beristirahat sejenak sebelum lanjut lagi,

“Ah, gue istirahat dulu, ntar klo si kura-kura dah deket baru gue lari

lagi.”. Kelinci duduk di bawah pohon (gak di atas pohon karena kelinci gak

bisa manjat) dan akhirnya tertidur pules.

Kura-kura akhirnya melalui kelinci yang sedang tertidur dan memenangkan adu

lari. Akhirnya kelinci pun terbangun dan menyadari dirinya telah kalah.

Moral : alon-alon asal kelakon yg akan berjaya

Karena malu dan kecewa yang mendalam, kelinci melakukan Antisipasi Kegagalan

(Root Cause Analysis). Ia yakin bahwa kekalahannya hanya karena ia terlalu

percaya diri, ceroboh dan lalai. “Klo kemaren gue ga macem2, ga mungkin gue

kalah” pikir kelinci. Ditantangnya lg si kura-kura, “Hei kura-kura, sini

loe… Gue ga trima loe menang kemaren, ayo kita lomba lagi, sekali ini

pasti gue yang menang” .

Si kura-kura nyante aja ngejawab, “hayyuukk, siapa takut?”

Akhirnya dimulai lomba, dan dari awal lomba kelinci melesat meninggalkan

kura-kura dan terus berlari hingga ke garis finish. Beneran juga, kelinci

yang menang; Sumpeh dehhhhhhhh.

Moral : Yang cepet dan konsisten selalu mengalahkan yg alon-alon asal

kelakon.

Kura-kura panas, dan setelah dipikir-pikir baru nyadar klo dia ga bakalan

bisa ngalahin kelinci dengan kondisi seperti itu. Ditantangnyalah kelinci

adu lari lg ke suatu tempat. “Hei kelinci, ayo kita lomba lagi. Sekarang

kita lewat jalan ini ke sana. Brani ga loe?”

Ditantang seperti itu, kelinci langsung mau aja karna dah yakin dia yang

bakalan menang, wong kemaren aja dia bisa menang. Lomba dimulai dan dengen

kencangnya kelinci berlari meninggalkan kura-kura.

“Yang penting gue jangan setop-setop, pasti gue menang.” pikir kelinci.

Ndilalah, ternyata jalan di depan kelinci terhalang sungai. “Duh, gimana nih

gue nyebrangin ni sungai? Gue ga bisa brenang lagi” termenung si kelinci

mencari jalan menyebrangi sungai.

Lama termenung, akhirnya kelinci melihat kura-kura dateng dan nyebur

berenang di sungai, keluar lagi berjalan pelan menuju garis finish.

Terpaku kelinci melihat kemenangan si kura-kura.

Moral : ketahuilah. jikalau punya kemampuan janganlah terlalu sombong,

karena kadang keadaan sebenarnya tidak sesuai dengan kemampuan kita.

Ngeliat si kelinci terpaku sedih, kura-kura pun menghampirinya dan

bilang,”dah, jangan sedih, besok kita ulangin lagi, tapi kita

bareng-bareng.”

Esoknya, lomba dimulai lagi, tapi sekarang kelinci nggendong kura-kura sampe

tepi sungai. Kemudian gantian kura-kura menggendong kelinci menyebrangi

sungai dilanjutkan kembali kelinci nggendong kura-kura sampe garis finish.

Hasilnya mereka berdua lebih cepat sampai di garis finish.

Moral : pinter dan berkemampuan tapi ga bisa kerjasama bakalan percuma

karena dengan kerjasama maka kekurangan akan dipenuhi oleh yg lainnya .

Hikmah :

  1. yang cepat dan konsisten selalu mengalahkan yg alon-alon asal kelakon.
  2. bekerjalah sesuai kemampuanmu .
  3. kumpulkan sumber daya dan kerja sebagai tim selalu mengalahkan kelebihan pribadi
  4. jangan menyerah bila gagal .
  5. berlombalah dengan situasi, jangan dengan saingan .
  6. Perbedaan bukanlah suatu kendala untuk bekerja sama. meskipun ada perbedaan, namun kita tetap bisa saling bekerja sama; dan justru terkadang dengan adanya perbedaan itulah muncul suatu kebaikan / keuntungan bersama.

 

Sumber : Abdillah CHILMI

January 7, 2015 Posted by | Quotes | Leave a comment

Keep Movin

Suatu kali di siang yang terik, di saat ketiganya tengah sibuk bekerja, melintaslah seorang pria tua.

“Apa yang sedang kau kerjakan ?”, tanya orang tua itu kepada salah seorang dari antara mereka.

Pekerja bangunan yang pertama tanpa menoleh sedikit pun, menjawab orang tua itu dengan ketus.

“Hei orang tua, apakah matamu sudah terlalu rabun untuk melihat. Yang aku kerjakan di bawah terik matahari ini adalah pekerjaan seorang kuli biasa !!”.

Orang tua itu pun tersenyum, lalu beralih kepada pekerja bangunan yang kedua, “Wahai pemuda, apakah gerangan yang sebenarnya kalian kerjakan ?”

Pekerja bangunan yang kedua itu pun menoleh. Wajahnya yang ramah tampak sedikit ragu. “Aku tidak tahu pasti, tetapi kata orang, kami sedang membuat sebuah rumah Pak”, jawabnya lalu meneruskan pekerjaannya kembali.

Masih belum puas dengan jawaban pekerja yang kedua, orang tua itu pun menghampiri pekerja yang ketiga, lalu menanyakan hal yang sama kepadanya. Maka pekerja yang ketiga pun tersenyum lebar, lalu menghentikan pekerjaannya sejenak, lalu dengan wajah berseri-seri berkata.

“Bapak, kami sedang membuat sebuah istana indah yang luar biasa Pak ! Mungkin kini bentuknya belum jelas, bahkan diriku sendiri pun tidak tahu seperti apa gerangan bentuk istana ini ketika telah berdiri nanti. Tetapi aku yakin, ketika selesai, istana ini akan tampak sangat megah, dan semua orang yang melihatnya akan berdecak kagum. Jika engkau ingin tahu apa yang kukerjakan, itulah yang aku kerjakan Pak !”, jelas pemuda itu dengan berapi-api.

Mendengar jawaban pekerja bangunan yang ketiga, orang tua itu sangat terharu, rupanya orang tua ini adalah pemilik istana yang sedang dikerjakan oleh ketiga pekerja bangunan itu.

Hal yang sama rupanya berlaku pula dalam hidup ini.

Sebagian besar orang tidak pernah tahu untuk apa mereka dilahirkan ke dunia. Mungkin karena telah begitu disibukkan oleh segala bentuk “perjuangan”, merasa tidak terlalu peduli dengannya. Bisa hidup saja sudah syukur.

Sebagian lagi, yang biasanya adalah tipe “pengekor” atau “me too” yaitu orang-orang yang punya pandangan yang samar-samar tentang keberadaan mereka dalam kehidupan. Sepertinya begini…kayanya begitu…kata motivator sih begono..tapi pastinya ? Don’t have idea !

Namun sisanya yaitu golongan terakhir, biasanya hanya segelintir orang- menemukan “visi” atau “jati diri” mereka di dunia ini. Mereka adalah orang-orang yang tidak hanya kebetulan lahir, sekedar hidup, bertahan agar tetap hidup, tua karena memang harus tua, kawin lagi jika ada kesempatan, lalu berharap mati dan masuk surga, namun adalah orang-orang yang hidup dalam arti yang sebenar-benarnya.

So.. Move On

https://www.youtube.com/watch?v=0JUFjTOM32g

Sumber : Abdillah CHILMI

January 7, 2015 Posted by | Quotes | Leave a comment

The Shark & the Salmon

Alkisah para nelayan Jepang yang hidup mencari makan dari mencari ikan salmon di perairan Korea. Ikan salmon memang lebih enak dinikmati dalam keadaan fresh, yaitu masih hidup sebelum diolah untuk disajikan. Sehingga ikan tersebut harus dimasukkan ke sebuah kolam buatan di atas kapal, lalu dibawa dalam keadaan hidup menuju pelabuhan di Jepang. Namun, sesampainya di Jepang, ternyata ikan-ikan salmon tersebut sudah mati. Berbagai cara dilakukan untuk menyiasati agar ikan-ikan salmon ini tetap hidup di dalam kolam, tapi tetap saja tidak berhasil. Kalaupun masih ada yang hidup, hanya sebagian kecilnya aja.

Hingga suatu hari terjadilah kehebohan. Satu kapal yang baru datang dari menangkap ikan di perairan Korea itu membawa ikan-ikan salmon yang semuanya masih hidup..! Setelah diteliti, ternyata ada satu hiu kecil yang tersasar masuk ke dalam kolam buatan tersebut.. 😀

Ikan hiu yang garang, ternyata ‘memaksa’ ikan salmon untuk selalu bergerak, berlari menjauh agar tidak dimangsa oleh ikan hiu. Bergerak membuat ikan salmon tetap hidup, dibanding diam malah menjadikannya mati

Apa yang membuat kita “hidup dan terus bergerak” seperti ikan salmon dalam kisah tadi? Masalah. Termasuk di dalamnya pergumulan dan tekanan dalam hidup. Ketika Tuhan mengizinkan masalah datang dalam hidup kita, kita akan berusaha sebisa mungkin menyelesaikan masalah bukan lari dari masalah “ada orang yang bisa menyerah, tapi KITA bukan yang demikian”. masalahlah yang secara tidak langsung mengajarkan kita akan kekuatan untuk tetap hidup

Itulah sebabnya kita patut mensyukuri adanya “hiu kecil” yang mendatangi kehidupan kita. Jangan mengutukinya, melainkan kita harus mampu mengarahkan pandangan kita jauh ke depan. Bahwa “hiu kecil” ini secara perlahan tapi pasti akan membawa kebahagiaan dan kebaikan di masa mendatang. Karena “hiu kecil” ini akan “memaksa” kita untuk terus bergerak dan tetap survive di dalam kehidupan guna memberikan potensi kita yang terbaik. Semua masalah yang kita alami itu pada dasarnya merupakan sesuatu yang baik karena itulah yang menggerakkan kita terus-menerus.

So, bila hari ini Anda masih punya masalah, congratulation.. You’re alive..!!

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)

Semua orang pernah menderita dan boleh merasakan penderitaan, penderitaan membuat seseorang terlihat lebih manusiawi, “Our greatest glory is not in never falling, but in rising every time we fall.”-Confucius

You are the driver not a passenger in life

If You conceive it, you will achieve it

Sumber : Abdillah CHILMI

January 7, 2015 Posted by | Quotes | Leave a comment